Wednesday, April 25, 2007

Impossible Society?

Di kantin BRR, Banda Aceh, sore ini aku terlibat pembicaraan hangat dengan rekan-rekan kantor. "Rasa Percaya Diri Rakyat Aceh" menjadi temanya. Mereka tengah berpikir kegiatan apa yang bisa meningkatkan rasa percaya diri tersebut. Meski tidak terlalu hangat - karena lebih untuk mengisi waktu sambil ngopi sore - namun hal itu cukup menyita perhatianku. Menurutku, berbicara tentang rasa percaya diri, tentu harus diletakkan dalam konteks sebuah pergaulan dengan orang lain; dalam hal ini tentu antara masyarakat Aceh dengan masyarakat di tempat lain. Dan bicara tentang percaya diri, tentu berawal dari sebuah kebanggaan. Lantas aku bertanya, apa sebenarnya yang membuat masyarakat Aceh bangga, selain tentunya masa lalu mereka? Pertanyaan yang cukup sulit dicari jawabannya ternyata. Bicara tentang masyarakat Aceh kontemporer, tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini mereka tertinggal cukup jauh dari Saudara2nya, bahkan untuk ukuran Indonesia (Jawa dan Sumatera khususnya). Komoditas kebutuhan pokok, sumber daya manusia, dan banyak yang lainnya diimpor dari luar Aceh. Konflik berkepanjangan memang berkontribusi sangat besar untuk itu. Namun menurutku, sebabnya bukan hanya itu. Atau, perjalanan selama sekian puluh tahun telah berjalin berkelindan menciptakan masyarakat yang menurutku telah kehilangan etosnya, bahkan untuk hidup mereka sendiri. Menakutkan, meski banyak yang menyangkal pendapatku ini. Namun apa yang bisa anda katakan ketika sebuah masyarakat melihat bahwa yang namanya bantuan, adalah hak mereka??? Well brothers, there's long way to go...

1 comment:

abun said...

Mangkanya... kasi kail, jangan ikannya, alias tong diogo teuing :P